Delay Pregnancy Reduce Risk of Breast Cancer?
Kabar baik
bagi wanita yang memilih menunda kehamilan, sehingga dapat fokus pada karir.
Para wanita yang menunggu memiliki bayi sampai mereka usia 28 tahun dapat
mengurangi risiko kanker payudara paling mematikan hingga 60 persen.
Studi ini
dilakukan oleh para peneliti dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di
Seattle. Dengan melakukan studi terhadap para wanita pra-menopause.
Penelitian
pertama adalah hubungan antara menstruasi pertama, kehamilan dan kanker
payudara triple-negative. Mereka menemukan wanita yang memiliki anak
pertama setidaknya 15 tahun setelah pertama kali mengalami menstruasi
(rata-rata dialami oleh 13 orang) memiliki risiko 60 persen lebih rendah untuk
mengembangkan kondisi kanker payudara.
Sekitar
48.000 wanita terkena kanker payudara di Inggris setiap tahun. Sebagian besar
(80 persen) berusia lebih dari 50 tahun, tapi kasus ini sering pula dialami
oleh wanita yang lebih muda, dan pada pria. Kanker payudara triple-negatif mempengaruhi
sekitar 15 persen dari penderita dan cenderung sulit untuk diobati.
Hal ini
dikarenakan kondisi kanker payudara triple-negatif tidak seperti
kanker payudara lainnya, tidak tergantung dan dipengaruhi hormon seperti
estrogen.
Sehingga
penyakit ini tidak akan merespon obat penghambat hormon seperti Tamoxifen.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kehamilan di usia muda dapat menurunkan
risiko kanker payudara yang paling umum, yaitu tipe ER Positif.
Para
ilmuwan percaya bahwa hormon kehamilan memicu perubahan tertentu dalam struktur
payudara untuk membuat jaringan kurang rentan terhadap jenis kanker ER, seperti
yang dilansir Daily Mail.
Namun, para
ilmuwan dari penelitian ini, menemukan bahwa menunda kehamilan berarti semakin
menurunkan risiko mengidap kanker payudara triple-negatif. Mereka
belum memahami alasan di balik hubungan ini.
Penelitian
ini juga menegaskan beberapa studi sebelumnya yang telah menunjukkan, menyusui
juga memiliki efek yang menguntungkan pada kesehatan wanita.
"Menyusui
yang muncul sebagai faktor protektif berpotensi kuat terhadap salah satu bentuk
yang paling agresif dari kanker payudara," ucap pemimpin studi, Dr
Christopher Li.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.960 wanita antara usia 20 dan 44 tahun
yaitu sebanyak 1.021 wanita yang memiliki sejarah kanker payudara dan 941 tanpa
sejarah kanker payudara.(viva.co.id)
No comments:
Post a Comment